Pada CUCO Annual General Meeting 2025 yang dilaksanakan pada 25 - 30 Juni 2025 di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Indonesia, Mark Joshua Talens memaparkan materi penting tentang bagaimana koperasi dapat merancang produk dan layanan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan generasi muda saat ini. Seminar ini menekankan inklusi, inovasi, dan pemberdayaan kaum muda sebagai pilar penting keberlanjutan koperasi di masa depan.
Ini adalah pengalaman kedua saya bergabung dalam kelas yang membahas pemberdayaan generasi muda, setelah sebelumnya saya mengikuti Asian Credit Union Forum di tahun 2018. Sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi saya. Karena dalam kegiatan ini saya bertemu dan dapat sharing informasi dengan teman-teman lain yang dalam hal ini pemuda yang bergerak dengan komunitas dan gerakan koperasi dan credit union.
Profil
Mark Joshua Talens berasal dari Kasagana-Ka Cooperative atau yang dikenal juga sebagai K-Coop di Filipina. Joshua diutus oleh PFCCO sebuah federasi Koperasi di Filipina untuk menangani bidang Youth atau anak-anak muda yang memiliki fokus pemberdayaan anak-anak muda khususnya mengenai gerakan koperasi di Filipina.
Kegiatan ini menyoroti bagaimana strategi inklusi dapat diterapkan untuk menciptakan program yang menarik dan bermanfaat bagi anggota muda, baik sebagai konsumen layanan maupun calon pemimpin koperasi di masa mendatang.
Mengapa hal ini penting?
Generasi muda memegang peranan penting dalam dunia koperasi, karena generasi muda saat inilah yang akan menjadi penerus yang akan terus menjalankan koperasi yang berkelanjutan di masa kini dan yang akan datang.
Peran Generasi Muda dalam K-Coop
Generasi muda dinilai sebagai salah satu prioritas dalam kerangka inklusi karena mereka adalah fondasi keberlanjutan koperasi. Melalui inovasi layanan khusus, K-Coop memastikan kaum muda merasa relevan, dilibatkan, dan diberdayakan.
![]() |
Anggota Kelompok Seminar Youth dalam Lokakarya Nasional Inkopdit |
K-Coop memiliki Program Development dan Delivery Framework yang digunakan agar setiap produk dan layanan untuk generasi muda tidak hanya didesain dengan baik, tetapi juga benar-benar dapat diakses dan membawa dampak positif.
Selain mendesain produk, K-Coop memastikan generasi muda dapat mengakses layanan tersebut, merasa diberdayakan, serta ada evaluasi dan perbaikan berkelanjutan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman.
Survei Anggota dan Beasiswa K-Coop
K-Coop memiliki program beasiswa pemberdayaan kepada generasi muda yang akan digunakan untuk pengembangan generasi muda di K-Coop. Sebelum beasiswa diberikan, K-Coop melakukan survei kelayakan. Survei dilakukan kepada anggota muda dan penerima beasiswa di 10 kantor satelit K-Coop. Usia responden berkisar antara 18-35 tahun, yang merupakan 10% dari total keanggotaan K-Coop.
Fokus Empat Area Survei
Empat area fokus survei adalah:
- Preferensi produk dan layanan
- Hambatan akses
- Tingkat kesadaran dan keterlibatan pada koperasi
- Harapan dan perubahan layanan yang diinginkan
Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) dilakukan kepada dua kelompok: anggota muda dan penerima beasiswa. Tujuannya mengeksplorasi kebutuhan wirausaha muda, layanan relevan, serta aktivitas untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam komunitas koperasi.
Anggota muda membutuhkan produk pinjaman untuk pembelian gadget, internet, atau utilitas lain yang menunjang usaha mereka.
Permintaan lain adalah pemeriksaan kesehatan berkala termasuk tes laboratorium, pemeriksaan mata dan gigi secara gratis.
Pelatihan dan Mentoring
Generasi muda menginginkan pelatihan literasi keuangan, keterampilan spesifik seperti pengolahan makanan, baking, memasak, penjualan online, serta program mentoring sesama anggota muda.
Hasil FGD Penerima Beasiswa
Sebagian besar penerima beasiswa tertarik untuk aktif di program youth cooperative, namun mereka ragu karena keterbatasan waktu, minimnya informasi, dan ketidakpastian manfaat yang diperoleh.
Program yang mereka usulkan meliputi:
- Literasi keuangan
- Kegiatan bakti sosial dan pelayanan masyarakat
- Program pengembangan bisnis dan mata pencaharian
Hambatan Partisipasi Generasi Muda
Dalam prosesnya tentu ditemukan beberapa hambatan kegiatan . Hambatan partisipasi antara lain:
- Konflik jadwal
- Kewajiban lain
- Rasa takut tidak mampu menjalankan tanggung jawab
- Menurunnya minat secara tiba-tiba
- Akses lokasi program yang sulit
- Manfaat keikutsertaan yang belum jelas
Strategi Mengatasi Hambatan
Untuk mengatasi ini, K-Coop perlu membuat jadwal fleksibel, memperjelas manfaat program, menyediakan transportasi jika perlu, serta menyiapkan pembekalan sebelum mereka terjun ke aktivitas.
Pada Oktober 2023, dua perwakilan youth K-Coop, yaitu Mark Joshua Talens dan Maria Elizabeth Sillano, diangkat menjadi anggota PFCCO-NCR Youth Group.
Peran K-Coop di PFCCO-NCR
K-Coop kini menjabat sebagai Wakil Ketua di PFCCO-NCR Youth Group dan aktif menjadi fasilitator dan narasumber di berbagai kegiatan youth summit, salah satunya di Baguio pada September 2024.
Materi seminar ini menegaskan bahwa generasi muda membutuhkan layanan yang relevan, mudah diakses, dan memberdayakan. Koperasi yang memahami kebutuhan mereka akan menjadi koperasi yang berkelanjutan dan kuat menghadapi perubahan zaman.
Produk dan layanan yang relevan dengan generasi muda sangat penting, mengingat generasi muda inilah yang akan melanjutkan gerakan koperasi dimasa yang akan datang. Sehingga produk dan layanan yang akan dibuat harus menjawab tantangan dan kebutuhan yang mereka perlukan.
Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi dan menambah insight bagi pembaca.