Puncak Becici: Alternatif wisata di Yogyakarta


Pagi itu bus melaju dengan perlahan namun pasti, melintasi hitam pekatnya aspal jalanan Yogyakarta. Perjalanan saya berikutnya adalah menuju Puncak Becici, yang terletak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perjalanan menuju ke Puncak Becici menempuh jarak sekitar 22 km atau jika menggunakan bus wisata seperti yang saya gunakan sekitar 45 menit hingga satu jam perjalanan. Silih berganti antara rumah warga dan hutan menghiasi pemandangan selama perjalanan menuju destinasi saya berikutnya. Saking menikmati perjalanan, waktu tempuh sekitar satu jam hampir tidak terasa membosankan.

Satu hal yang membuat saya begitu bersemangat menuju ke Puncak Becici adalah karena disana terdapat hutan pinus yang asri dan kebetulan saya belum pernah melihat secara langsung bagaimana rupanya pohon pinus itu. Kira-kira apakah rasa penasaran saya terbayar dengan pengalaman yang saya dapatkan nanti? Kita lihat saja apa yang saya dapatkan disana.

Suara daun-daun pohon pinus yang bersentuhan karena angin seakan menjadi salam pembuka kedatangan saya di Hutan Pinus Puncak Becici. Sejenak pejamkan mata dan rasakan kedamaian suasana yang ada disana dan ditambah lagi sejuknya udara di dalam hutan pinus tersebut. Membuat saya tidak ingin tergesa-gesa untuk mendaki lebih tinggi lagi ke atas menuju puncaknya, save the best for the last.

Saya berjalan perlahan mencoba mencari tahu ada apa di puncak Becici. Saya mulai dengan gerbang kecil yang terbuat dari kayu, seolah menjadi penanda bahwa saya siap berjalan sedikit mendaki untuk menuju ke puncak. Jalan setapak yang terbuat dari batu yang disusun rapi bagaikan penunjuk arah menuju ke puncak. Selama perjalanan sesekali saya terhenti karena beberapa objek yang menarik perhatian saya untuk difoto.


Menuju puncaknya ada beberapa tempat yang dibuat sedemikian rupa yang bisa digunakan sebagai tempat ber-swafoto ataupun sekedar duduk-duduk menikmati pemandangan yang indah. Belum saja sampai puncak, pemandangan yang disuguhkan di sana seakan tidak ada habisnya, mulai dari hutan pinus yang berbaris rapi, jalanan yang dibuat bertangga yang rapi, rumpun bunga yang berwarna-warni sampai pemandangan kota yang bisa dilihat di atas puncak Becici.

Sesampainya di puncak, pemandangan tentu tidak kalah dengan pemandangan dibawah di sepanjang jalan menuju ke puncak. Hembusan angin terasa agak kuat karena posisi yang tinggi membuat cuaca yang sedang panas seakan sejuk karenanya. Bagi kamu yang senang berfoto-foto, spot foto di puncak tentu tidak kalah bagus.

Berbicara dengan kenyamanan tentu tidak lepas dari fasilitas yang ada. Mengunjungi puncak Becici kamu tidak perlu khawatir untuk makan dan minum, karena disana tersedia warung-warung yang dikelola penduduk yang bisa sebagai alternatif untuk makan dan minum. Mengenai sanitasi yang ada di Puncak Becici, tersedia toilet yang cukup dan bersih yang dapat digunakan pengunjung.

Sayang sekali karena waktu berkunjung saya yang terbatas, saya tidak dapat menikmati sunset disini. Sembari meniti jalan pulang sayup-sayup saya mendengar suara dedaunan tertiup oleh angin yang seakan memanggil.

Saya rasa Puncak Becici dapat dijadikan tempat alternatif untuk berwisata bagi kamu yang mungkin sudah bosan dengan wisata candi ataupun belanja di Malioboro. Rasa penasaran saya terjawab sudah dengan mengunjungi puncak Becici, pengalaman baru sudah saya dapatkan dan semoga kelak bisa mengunjunginya lagi terutama karena saya belum sempat menikmati sunset disini.






Protected by Copyscape

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama